NEWSTICKER

Kabar Pasar Modal Minggu Ini: IHSG Raup Cuan di Awal Bulan!

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Kabar Pasar Modal Minggu Ini: IHSG Raup Cuan di Awal Bulan!

Husen Miftahudin • 10 June 2023 10:07

Jakarta: Mengawali pekan pertama Juni 2023 atau selama periode 5-9 Juni 2023, data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup pada kategori positif. Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami peningkatan sebesar 7,61 persen menjadi 1.311.607 dari 1.218.873 transaksi pada pekan yang lalu.

Kemudian, nilai kapitalisasi pasar Bursa meningkat 1,04 persen menjadi Rp9.451,152 triliun dari Rp9.354,254 triliun pada penutupan sepekan sebelumnya.

"Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 0,92 persen atau berada di level 6.694,024 dari posisi 6.633,261 pada penutupan perdagangan pekan lalu," ungkap Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 10 Juni 2023.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mencatatkan perubahan sebesar 33,87 persen menjadi Rp11,359 triliun dari Rp17,177 triliun pada pekan sebelumnya. Perubahan sebesar 50,47 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan sebesar menjadi 20,624 miliar saham dari 41,642 miliar saham pada pekan yang lalu.

Investor asing pada Jumat, 9 Juni 2023, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp287,57 triliun dan sepanjang 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp20,376 triliun.

Dorong UMKM cari modal di Bursa

Di sisi lain, BEI bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama terkait pendampingan dan pengembangan UKM melalui pasar modal Indonesia.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, pada Rabu, 7 Juni 2023.

Menteri Teten menuturkan, saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di bursa saham, baru empat persen atau 33 UMKM yang sudah IPO. Rendahnya jumlah UMKM yang telah berhasil go public, dijelaskan Teten, karena sekitar 30 juta UMKM masih belum mengakses perbankan dan enam juta di antaranya mengakses pembiayaan kepada rentenir.

Oleh karena itu, ia berharap BEI bisa menginkubasi para pelaku UMKM potensial untuk menawarkan sahamnya yang berujung pada peningkatan ekonomi Indonesia.

"Kebab Baba Rafi sekarang targeted, kita didik, kita bikin shortlist mana bisa inkubasi, kita dorong IPO. Mungkin dengan cara seperti itu, ekonomi Indonesia kan cukup baik, jadi koordinasi ekonomi kita meskipun dunia sangat baik itu cukup baik. Itu keunikan UMKM sendiri," ujar Teten.

Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten meyakini target 100 UMKM yang go public bisa lebih cepat tercapai karena selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang. Bahkan tak menutup kemungkinan jika nantinya warteg dan bakso akan IPO dengan pendampingan dari BEI.

"Sebenarnya ini sudah banyak kegiatan usaha yang sejenis misalnya warung bakso, warteg-warteg, usaha-usaha lainnya yang bisa kita agregasi sehingga kalau minimumnya nilai Rp50 miliar itu saya kira bisa, tapi memang perlu keterlibatan inkubator," ucap dia.

Emisi obligasi dan sukuk sepanjang 2023 capai Rp39,56 triliun

Adapun, pada Kamis, 8 Juni 2023, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Provident Investasi Bersama Tahap II Tahun 2023 yang resmi dicatatkan di BEI.

Selanjutnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat idA (Single A) untuk obligasi ini dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 35 emisi dari 31 emiten senilai Rp39,56 triliun. Maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 519 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp443,69 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.

"Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak delapan emisi senilai Rp3,02 triliun," tutup Yulianto.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Husen Miftahudin)

Tag