NEWSTICKER

Kasus Gigitan Anjing Rabies di Kabupaten TTS Meluas ke 43 Desa

Seekor anjing yang terpapar rabies tak bernyawa di Kabupaten TTS. Antara/ HO-Balai Karantina

Kasus Gigitan Anjing Rabies di Kabupaten TTS Meluas ke 43 Desa

Media Indonesia • 4 June 2023 14:15

Kupang: Kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) meluas. Pada Minggu (4 Juni), kasus gigitan anjing rabies di daerah itu dilaporkan di 43 desa dan 12 kecamatan.

Saat ini petugas bekerja keras untuk mencegah meluasnya kasus gigitan dengan mengimbau warga mengikat anjing piaraan mereka, dan selalu waspada.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTT Melky Angsar menyebutkan, per 2 Juni 2023 tercatat 128 kasus gigitan, kemudian bertambah 11 kasus pada 3 Juni 2023 sehingga bertambah menjadi 139 kasus
gigitan.

"Untuk kasus gigitan hari ini (Minggu) belum dilaporkan," ujar Melky di Timor Tengah Selatan, Minggu, 4 Juni 2023.

Dari 139 warga yang digigit anjing rabies, satu orang meninggal dan 138 orang dirawat di puskesmas. Beberapa orang menjalani rawat jalan karena untuk pemberian vaksin antirabies telah mencapai 54 orang, terdiri dari 45 orang divaksinasi pada 2 Juni dan 9 orang divaksinasi pada 3 Juni.

Menurutnya dari 139 kasus gigitan tersebut, 121 kasus di antaranya belum ada gejala. Satu orang gejala khas rabies dan 18 orang gejala tidak khas rabies. Sebagian besar korban digigit pada bagian betis ke bawah sampai jari-jari kaki, digigit di wajah dan leher serta bahu ke bawa sampai lutut dan tangan.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan telah menutup lalu lintas hewan penular rebies, juga bertujuan kasus rabies tidak meluas ke desa atau kecamatan lainnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kupang, drh. Yulius Umbu Hunggar mengajak seluruh masyarakat bergandengan tangan bersama pemerintah untuk mengendalikan wabah rabies si Timor Tengah Selatan dan juga di Flores. Dukungan warga antara lain tidak membawa hewan penular rabies ke luar daerah.

"Saran saya penambahan rekrutmen ASN dokter hewan daerah agar semua puskeswan dapat dioptimalkan karena ancaman berbagai penyakit hewan berbahaya akhir-akhir ini semakin banyak mengancam kehidupan manusia," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Whisnu M)