Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) mencatat ada banyak kapal pembawa logistik tak terawasi berlalu lalang di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Negara ditaksir merugi hampir Rp1 triliun.
"Potential loss dari kapal bermuatan batu bara yang lalu lalang tanpa masuk ke sistem pencatatan di pelabuhan Banjarmasin berjumlah Rp903 miliar per tahun," kata Koordinator Harian Stranas PK Niken Ariati melalui keterangan tertulis, Rabu, 7 Juni 2023.
Kerugian negara itu didapatkan dari penghitungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Stranas PK juga sudah mendatangi otoritas pelabuhan di Banjarmasin untuk memastikan data kapal yang berlalu lalang namun tidak terpantau.
Menurut Niken, kebanyakan kapal yang berlalu lalang dan tidak terawasi itu membawa muatan batu bara. Mereka lolos karena ada celah dalam sistem ship to ship yang diterapkan oleh otoritas pelabuhan setempat.
Selain itu, kurangnya sumber daya manusia (SDM) juga membuat petugas pelabuhan sulit memantau pergerakan kapal. Alhasil, kerugian negara tak bisa dibendung.
"Kurangnya SDM dan infrastruktur menjadi alasan sehingga STS (ship to ship) tidak bisa diawasi secara penuh," ucap Niken.
Masalah ini juga diperburuk karena sebagian besar pelabuhan berada di wilayah pedalaman. Sehingga, masalah jaringan membuat sistem ship to ship sulit diterapkan.
Stranas PK berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat. Salah satu caranya yakni dengan mendorong kesadaran pelaku usaha mendaftarkan pemberitahuan melakukan kegiatan usaha (PMKU).
Konsep itu bisa membuat pendaftaran logistik kapal dilakukan dari jauh. Sehingga, tidak perlu berhenti di pelabuhan yang sinyalnya jarang.
"PMKU bertujuan untuk mempermudah para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan usaha di pelabuhan. Dengan begitu, pengguna jasa pelabuhan tidak perlu harus jauh-jauh datang ke pelabuhan, karena pendaftaran dapat dilakukan secara online," tutur Niken.